CAFE HARMONI

suasana yang nyaman untuk santai.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

ES DAWET

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

BAKSO HARMONI

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

CAFE HARMONI

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

15 Agu 2013

Kilas Perjalanan Biji Kopi

Peta Abyssinia
OLEH ARYS ADITYA |
Menikmati secangkir kopi pahit yang masih mengebul-ngebulkan asap memang sangat nikmat. Lebih-lebih jika di pagi atau sore itu bersama orang terkasih dan pembicaraan berlangsung seru. Sesekali jua diiringi gelak tawa. Rutinitas yang begitu mencekik tiap hari tak lagi terpikirkan.

Nody Arizona dalam Indonesia Dalam Secangkir Kopi menulis hal menarik. Jika yang ada di hadapan Anda adalah kopi jenis Arabika, barangkali Anda tak akan pernah menikmatinya apabila pada ujung abad 17, tahun 1699, biji kopi tersebut tidak dibawa dan ditanam ulang oleh seorang bernama Henricus Zwaardecroon. Tiga tahun sebelumnya, bibit-bibit kopi jenis ini sebenarnya telah ditanam di Kebun Kopi Kedawung Batavia (Jakarta). Namun, penanaman pertama ini gagal panen karena banjir besar.

Cerita Kopi Dari Dua Dinasti

OLEH  |NENI MUHIDIN |
Kopi Palu memang kurang begitu terdengar namanya dalam jagat kopi. Namanya masih kalah mentereng dengan tetangganya, Toraja, kalau berbicara mengenai kopi. Namun bukan berarti Palu tak punya sejarah panjang mengenai kopi.

Di buku Tania Murray Li, The Will to Improve (2012) dijelaskan bahwa sejarah tanam kopi di Palu mengikuti tradisi penanaman kopi yang diperkenalkan Belanda. Saat itu, pada tahun 1822, kopi adalah tanaman wajib di Minahasa, Sulawesi Utara. Dari Minahasa, kewajiban menanam kopi juga menyebar ke daerah tetangga, seperti Palu yang terletak di Sulawesi Tengah.

Gelombang Budaya Kopi (I)



OLEH ARYS ADITYA |

Diakui atau tidak, produksi, tata-niaga, dan budaya-minum kopi, adalah warisan kolonial Belanda. Meskipun setelah mereka pergi, masyarakat Indonesia memodifikasinya sedemikian rupa, mencari solusi-solusi yang tepat untuk permasalahan yang muncul, lantas menyerap dengan konteks sosial masing-masing.

Belanda, secara geopolitik dan kultural, telah menjadi ‘pemain’ dalam percaturan politik dunia. Bahkan, jauh sebelum ‘Indonesia’ terpikirkan. Pun, Belanda juga terlibat dalam Perang yang terjadi di nyaris seluruh permukaan bumi.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More